Persoalan mengenai kedisiplinan dan moralitas pelajar nampaknya
tidak kunjung selesai dicarikan jalan penyelesaianya baik oleh sekolah-sekolah
umum ataupun sekolah-sekolah yang berlabel agama, termasuk Islam.
Sekolah Islam, sebagaimana juga sekolah-sekolah lain, menaruh
perhatian yang tinggi terhadap permasalahan kedisiplinan dan moralitas pelajar.
Salah satu cara yang ditempuh oleh sekolah formal Islam adalah dengan
mengadakan program shalat berjamaah.
Program shalat berjamaah di sekolah dapat diterapkan mulai dari
tingkat Madrasah Ibtidaiyyah (SD) hingga Madrasah Aliyyah (SMA). Shalat yang
dipilih umumnya adalah Shalat Dhuhur. Namun untuk siswa tingkat dasar, Sholat
Dhuha juga bisa dikerjakan secara bersama-sama dengan alasan belajar atau
pengenalan. Pelaksanaan shalat jamaah bisa menyesuaikan jam istirahat sekolah. Dengan
demikian, baik Shalat Dhuha ataupun Shalat Dhuhur mungkin dijalankan semuanya
karena setiap sekolah biasanya memiliki dua kali jam istirahat, yaitu di waktu dhuha
dan di siang hari.
Urgensi jama’ah
Kebutuhan akan program shalat berjamaah di sekolah terasa penting
mengingat melalui cara inilah para guru dapat memantau perkembangan siswa dari
banyak hal secara langsung. Pertama adalah aspek kedisiplinan. Dalam hal ini,
siswa diajarkan untuk memanfaatkan waktu istirahat, waktu yang kurang
produktif, untuk mengisinya dengan kegiatan-kegiatan yang positif secara
teratur.
Shalat berjamaah juga bisa dijadikan sarana untuk mengevaluasi
aspek pembelajaran pelajaran agama di kelas yang meliputi aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Melalui pemantauan di lapangan, guru dapat memberikan feedback secara langsung. Melalui
feedback ini, guru dapat mengidentifikasi kebutuhan siswa tertentu untuk selanjutnya
diberikan pengarahan dan pendampingan secara lebih.
Secara khusus, shalat berjamaah akan mengingatkan para siswa dan
guru untuk tetap berpegang pada sendi-sendi agama di tengah tantangan kehidupan
yang sekuler. Sesibuk apapun para siswa mengejar cita-cita duniawi melalui media
pendidikan, tidak berarti mereka harus jauh dari cita-cita ukhrawi. Demikianlah
agama Islam mengajarkan.
Lebih jauh, shalat berjama’ah juga dapat meminimalisir kenakalan
remaja di sekolah. Secara kejiwaan, siswa akan merasa terawasi dan terbentengi
oleh shalat yang mereka kerjakan.
Tentu penulis tidak mengusulkan agar program
shalat berjamaah dikerjakan setiap hari mengingat agenda sekolah yang mungkin
berbeda setiap harinya. Dua atau tiga hari dalam seminggu bisa dijadikan
pertimbangan. Dengan demikian, nuansa Islami akan tetap terjaga di sekolah yang
berlabel Islam.
No comments:
Post a Comment