Home

Thursday, September 26, 2013

Program Shalat Berjamaah di Sekolah Formal Islam


Persoalan mengenai kedisiplinan dan moralitas pelajar nampaknya tidak kunjung selesai dicarikan jalan penyelesaianya baik oleh sekolah-sekolah umum ataupun sekolah-sekolah yang berlabel agama, termasuk Islam.
Sekolah Islam, sebagaimana juga sekolah-sekolah lain, menaruh perhatian yang tinggi terhadap permasalahan kedisiplinan dan moralitas pelajar. Salah satu cara yang ditempuh oleh sekolah formal Islam adalah dengan mengadakan program shalat berjamaah.
Program shalat berjamaah di sekolah dapat diterapkan mulai dari tingkat Madrasah Ibtidaiyyah (SD) hingga Madrasah Aliyyah (SMA). Shalat yang dipilih umumnya adalah Shalat Dhuhur. Namun untuk siswa tingkat dasar, Sholat Dhuha juga bisa dikerjakan secara bersama-sama dengan alasan belajar atau pengenalan. Pelaksanaan shalat jamaah bisa menyesuaikan jam istirahat sekolah. Dengan demikian, baik Shalat Dhuha ataupun Shalat Dhuhur mungkin dijalankan semuanya karena setiap sekolah biasanya memiliki dua kali jam istirahat, yaitu di waktu dhuha dan di siang hari.

Urgensi jama’ah
Kebutuhan akan program shalat berjamaah di sekolah terasa penting mengingat melalui cara inilah para guru dapat memantau perkembangan siswa dari banyak hal secara langsung. Pertama adalah aspek kedisiplinan. Dalam hal ini, siswa diajarkan untuk memanfaatkan waktu istirahat, waktu yang kurang produktif, untuk mengisinya dengan kegiatan-kegiatan yang positif secara teratur.
Shalat berjamaah juga bisa dijadikan sarana untuk mengevaluasi aspek pembelajaran pelajaran agama di kelas yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Melalui pemantauan di lapangan, guru dapat  memberikan feedback secara langsung. Melalui feedback ini, guru dapat mengidentifikasi kebutuhan siswa tertentu untuk selanjutnya diberikan pengarahan dan pendampingan secara lebih.
Secara khusus, shalat berjamaah akan mengingatkan para siswa dan guru untuk tetap berpegang pada sendi-sendi agama di tengah tantangan kehidupan yang sekuler. Sesibuk apapun para siswa mengejar cita-cita duniawi melalui media pendidikan, tidak berarti mereka harus jauh dari cita-cita ukhrawi. Demikianlah agama Islam mengajarkan.
Lebih jauh, shalat berjama’ah juga dapat meminimalisir kenakalan remaja di sekolah. Secara kejiwaan, siswa akan merasa terawasi dan terbentengi oleh shalat yang mereka kerjakan.
Tentu penulis tidak mengusulkan agar program shalat berjamaah dikerjakan setiap hari mengingat agenda sekolah yang mungkin berbeda setiap harinya. Dua atau tiga hari dalam seminggu bisa dijadikan pertimbangan. Dengan demikian, nuansa Islami akan tetap terjaga di sekolah yang berlabel Islam.

No comments:

Post a Comment